top of page

Tak Cuma Paket, Ada Banyak Hal Lain yang Membuat Kita Menunggu

Jika kita menuliskan kata “menunggu” di mesin pencarian Google, muncul sebanyak 72.900.000 hasil. Pencarian teratas didominasi oleh lagu, lirik lagu, video klip, video klip lirik, dan video cover dari Ridho Rhoma dengan judul Menunggu.

Sekian lama, aku menunggu untuk kedatanganmu. Datanglah. Kedatanganmu kutunggu.” You sing, you lose.

Perkara menunggu memang menyebalkan bagi sebagian orang, terlebih lagi menunggu sesuatu yang tidak pasti. Sudah pasti Menjengkelkan Tapi tidak melulu menunggu erat dengan jengkel, ada beberapa hal yang membuat kita rela menanti dengan sabar dan berdebar. Salah satunya menunggu paket datang. Berbicara soal menunggu, ini beberapa hal yang kerap membuat saya menanti dan berharap yang sering lalu lalang dalam hari-hari padat.


Bersabar Menunggu Lampu Lalu Lintas

Sumber: Shutterstock.com


Siapa yang tidak sabar menunggu lampu lalu lintas menyala hijau? Maka dia termasuk ke dalam golongan orang yang merugi. Pasalnya ia merugikan orang lain dan diri sendiri. Data statistik Kakorlantas Polri mencatat, angka kecelakaan akibat menerobos lampu lalu lintas rata-rata tiap tahunnya mencapai 30 ribu orang.(1) Ada kalanya menunggu dengan sabar bisa ikut menyelamatkan nyawa orang-orang di sekitar kita tak peduli seberapa bosannya kita kala itu.


Menunggu Jadwal KRL

Sumber: Viva.co.id


Terlepas dari sesak dan padatnya KRL Jabodetabek, sebagian orang bekerja dan bepergian dengan tumpuan moda transportasi penyanggah Jakarta ini. Selain harganya yang terbilang masih murah, naik KRL jadi pilihan utama untuk menghindari kemacetan ibu kota. Seorang teman pernah mengatakan, “Kalau jadwal kereta ke Cisauk masih ada, mau sampai jam 12 malam juga gue tungguin. Naik taksi mahal, cuy!”


Bentar ya, Sebat Dulu!

Sumber: Reddit.com


“Ayo kita jalan!”

“Bentar sebat dulu”


Menurut data WHO tahun 2017, Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbesar ketiga di dunia setelah Cina dan India.(2) Diperkirakan angka kematian perokok di dunia pada tahun 2030 akan mencapai 10 juta jiwa dan 70% di antaranya berasal dari negara berkembang. Merokok memang sebuah kebiasaan yang tidak baik. Sudah sangat sering kita menjumpai tulisan, himbauan, larangan, bahkan ancaman yang menyatakan, “Merokok dapat mengakibatkan kematian”. Nyatanya, larangan itu tidak berlaku untuk seorang rekan kerja yang hampir setiap jam makan siangnya dihabiskan dengan menghisap satu atau dua batang rokok, bahkan bisa satu bungkus rokok per harinya. Iseng saya bertanya, “Kenapa sih suka banget merokok? Terlebih merokok disela-sela kesibukan. Enggak mengganggu? Padahal tahu sendiri itu tidak sehat.” Jawabannya? Bermacam alasan diutarakan: mulai dari lingkungan yang membuatnya merokok, stres karena pekerjaan, hingga upaya menghindari percakapan yang membosankan. Dengan gamblangnya, ia bahkan melemparkan candaan, “Jika dihadapkan dengan sebuah pilihan antara seorang perokok dan seorang tokoh agama, pilihlah seorang perokok karena dia jauh lebih dekat dengan Sang Maha Pencipta. Kalau mati tinggal ambil korek, hidupin lagi.”


Fans K-Pop? Menunggu Idola Comeback

Sumber: Teenvogue.com


Semenjak booming pada awal tahun 2000-an, K-Pop semakin berkembang pesat di dunia, termasuk Indonesia. Kita mungkin tidak lagi asing dengan Rain, TVXQ, SNSD, BigBang, Shine, 2NE1, hingga saat ini Blackpink, BTS, Twice, dan banyak lainnya yang lagu-lagunya secara tidak sengaja kita dengarkan di radio atau platform layanan musik. Istilah Kpopers menjadi julukan bagi orang-orang yang menggandrungi musik dari Korea ini. Bagi Kpopers, menunggu idolanya comeback menjadi perihal yang sangat istimewa untuk mereka, tidak terkecuali pegawai di Simpul yang menggandrungi BTS yang baru-baru ini comeback.


Tapi kenapa kegilaannya bisa sampai seheboh itu tiap kali BTS merilis sesuatu yang baru? “Karena dari awal udah attached terhadap BTS dan karya-karyanya, jadi ada ekspektasi untuk setiap karya baru. Menurut gue BTS itu enggak pernah mengecewakan aja tiap comeback. Pasti makin bagus. Itu sih kenapa jadi nungguin terus. Bahkan sampai warna rambut mereka aja gue tungguin!! Pengin tahu makin cakep apa enggak,” jelas TH.


Faktor comeback dalam dunia K-pop tidak hanya menyuguhkan single atau album baru, tapi juga dibalut dengan tema, storytelling atau isu yang diangkat dalam setiap hal yang dibawakan. Seperti halnya dengan BTS melalui comeback mereka Map of The Soul: 7 yang menceritakan tentang rasa sakit dan penderitaan para personel BTS tersebut. Tidak jarang hal ini menjadi peristiwa yang patut ditunggu-tunggu oleh penggemar. Biasanya, perilisan single atau album bisa dalam kurun waktu singkat, bisa juga sangat lama, mengingat di Korea saat ini masih menjalankan wajib militer bagi laki-laki. Alhasil, para fans-nya harus bersabar menunggu artis idolanya menyelesaikan wajib militer selama 21 hingga 23 bulan lamanya. Hal ini membuat para Kpopers histeris tiap kali artis idolanya kembali menampilkan hasil karyanya, menuntaskan rindu setelah penantian yang cukup panjang.


Menunggu Jalan Cerita One Piece Selesai

Sumber: Mangaplus.shueisha.co.jp


Jika ada yang lebih setia dari sebuah kebiasaan buruk, orang itu adalah para pembaca dan penikmat serial One Piece yang dengan setia menunggu perilisan cerita tiap minggunya. Semenjak rilis pertama kali dalam majalah mingguan Shonen Jump pada 22 Juli 1997 silam, One Piece menjadi bukti kesuksesan Eichiro Oda sang pengarang. Selain cerita yang membuat penasaran sejak pertama kali terbit 23 tahun yang lalu, para pembaca setia One Piece ini mengaku dibuat bertanya-tanya bagaimana nasib akhir para kru Topi Jerami tersebut. Oh, dan pastinya menantikan apa yang dimaksud dengan “One Piece”, sebuah harta karun dunia yang sejak awal sudah digaungkan tapi hingga kini tidak ada satu pun yang dapat mengungkapkan misteri tersebut. Hingga saat ini, terdapat sebanyak 984 chapter dalam majalah mingguan dan sudah terbagi menjadi 96 tankobon atau komik dan serial animasinya telah mencapai 931 episode. Dalam wawancara di televisi Jepang, Eichiro Oda mengatakan cerita One Piece sudah mencapai 80% dan diperkirakan akan segera tamat sekitar empat hingga lima tahun dari sekarang. Jadi, masih sabar menunggu, ‘kan?

 

Cerita menunggu ini terinspirasi dari kebiasaan melihat orang-orang di lingkungan sekitar tempat saya bekerja. Sepele memang. Menunggu membutuhkan kesabaran yang tinggi dan hasilnya terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tetapi apabila sesuatu yang disenangi tidak terjadi, maka senangilah apa yang terjadi. Menunggu paket datang pun terkadang tidak semenarik itu, terkadang barang yang sudah kita nanti-nantikan tidak sesuai dengan yang kita harapkan, belum lagi salah kirim alamat atau rusak. Alamak! Barangkali bagi pembaca yang ingin berbagi pengalaman menunggunya yang berharga, silakan tuliskan di bagian komentar di bawah! - RH



 

(1) Tekan Korban Jiwa Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia: Perlukah Berkeselamatan di Jalan Masuk Pendidikan?’, Indonesiabaik.id <http://indonesiabaik.id/infografis/tekan-korban-jiwa-kecelakaan-lalu-lintas-di-indonesia-perlukah-berkeselamatan-di-jalan-masuk-pendidikan> [10 Juli 2020]

(2) ‘Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2017: Rokok Ancam Pembangunan’, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat <http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php/post/read/2017/528/Hari-Tanpa-Tembakau-Sedunia-2017-Rokok-Ancam-Pembangunan> [10 Juli 2020]

92 views0 comments

Recent Posts

See All

Comentários


bottom of page