Rasa familier menguak, menyelinap, menebas.
Pengeras suara terdengar saling berbalas.
Klakson KRL berteriak keras.
Melangkah mantap aku menembus arus deras orang bergegas.
Siang belum sepenuhnya menjemput.
Tapi panas sudah kian menyengat.
Peluh berlomba dengan kekhawatiranku tertinggal kereta yang sedang transit.
Kuajak kakiku berpacu lebih cepat.
Sekelebat ingatan akan hari lalu menghampiri.
Berkejaran dengan waktu, berjejalan dalam ramai.
Mengintip kesibukan ratusan orang dari sudut peron sambil berandai.
Seumpama KRL tak lagi menjadi andalan, akankah aku masih di sini?
Kini pandemi merebut kursiku di sudut peron.
Tak lagi mungkin aku bersantai sambil bersandar tanpa ketakutan.
Keramaian tak lagi memberikan kedamaian.
Aku dan KRL tak lagi menjadi karib yang melangkah bersebelahan.
- ND
Comentários